KARENA KETAWA MASUK NERAKA
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Maksiat itu, bagaikan minum secangkir kopi ditemani dengan kacang oven yang masih hangat. Ah...nikmatnya... ☕
Maksiat itu, bagaikan bermain game yang membuat kecanduan. 🤯 🎮.
Maksiat itu, bagaikan menonton film komedi 🎭, yang membuat kita tertawa terbahak-bahak. 😆
Itulah beberapa gambaran nikmatnya bermaksiat di dunia. Maksiat telah menjadi makanan pokok di kehidupan kita. Sampai terkadang kita tak sadar saat melakukannya. Tetapi, jangan tertipu dengan kenikmatannya yang semu, yang akan menjerumuskan kita ke neraka. Jika bermaksiat saja sudah dosa, apalagi 'MAKSIAT sambil TERTAWA'. Naudzu billahi min dzalik 😢...
Kalau kata orang jawa 'Mari nangis ngguya ngguyu'. Tapi yang ini, 'Mari ngguyu, nangis nangis'. Kenapa ya kira-kira? 🧐
*عَنْ بَعْضِ الزُّهَادِ: مَنْ أَذْنَبَ ذَنْباً وَهُوَ يَضْحَكُ, فَإِنَّ اللّهَ يُدْخِلُهُ النَّارَ وَهُوَ يَبْكِيْ. وَ مَنْ أَطَاعَ وَهُوَ يَبْكِيْ فَإِنَّ اللّهَ يُدْخِلُهُ الْجَنَّةَ وَهُوَ يَضْحَكُ*
Berkata sebagian Zuhhad (Orang yang tak cinta dunia & menghabiskan waktunya untuk beribadah): Barang siapa bermaksiat sambil tertawa, maka Allah akan memasukkannya ke neraka dalam keadaan menangis. Dan barangsiapa yang taat & beribadah sambil menangis, maka Allah akan memasukannya ke dalam surga dalam keadaan tertawa.
Alkisah, ada seorang sahabat (yang tak disebutkan namanya, karena takut menggunjing) bermaksiat, ia tak sengaja melihat seorang wanita yang sedang di dalam rumahnya. Layaknya kita, wanita teresebut memakai baju santai alias baju rumahan. 👩🏻 Sahabat tersebut tak hentinya memandang wanita itu dengan syahwat 👀. Ia pun tersadar. Ia menyesal dan tak hentinya menangis memikirkan kemaksiatan yang telah ia perbuat. Ia menghabiskan malam-malamnya bersama tangisan di atas sajadah. 🤲🏻😭
Sebelum semua ini terjadi, ia selalu sholat berjama'ah di belakang Rasulullah. Tapi kini, ia merasa dirinya tak pantas lagi dan malu untuk shalat berimamkan Sang Nabi. Rasulullah adalah seorang yang sangat mencintai dan memperhatikan hal ihwal para sahabatnya. Karena tak pernah menjumpainya lagi, beliau lantas bertanya seusai sholat,
"Dimana Fulan bin Fulan?"
Karena tak ada jawaban, Rasulullah memerintahkan salah satu sahabat mencarinya. Sahabat pun menemukannya. Ia menjelaskan alasan mengapa ia tak pernah lagi sholat di belakang Rasulullah. Sampailah kabar itu pada Rasulullah.
"Perintahkan ia untuk datang kemari, dan kembali sholat dibelakangku. Katakan padanya: Bertaubatlah, dan Aku akan beristighfar untuknya."
Sebab Allah SWT berfirman,
*وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذ ظَّلَمُواْ أَنفُسَهُمْ جَآؤُوكَ فَاسْتَغْفَرُواْ اللّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُواْ اللّهَ تَوَّابًا رَّحِيمًا *
Dan jika mereka berbuat dholim (bermaksiat) terhadap diri mereka sendiri, kemuadian mereka mendatangi-Mu (Rasulullah) sambil meminta ampun pada Allah dan Rasul juga memintakan ampun bagi mereka, niscaya mereka akan mendapati Allah Maha Menerima Taubat dan Maha Penyayang.
Sahabat tersebut sangat gembira dan kembali sholat di belakang Rasululllah SAW.
Tak berhenti sampai di situ, masih melanjutkan kisah sahabat tersebut. Meski Rasulullah telah memintakan ampunan untuknya, namun ia masih saja merasa resah & menyesal sampai ia pun jatuh sakit. 🤒 Beliau bukan sakit karena tokonya bangkrut ataupun sakit karena urusan dunia lainnya. Namun, beliau sakit karena maksiat yang terus menghantuinya. Padahal, Rasulullah telah meridhoinya, dan otomatis Allah pun ridho terhadapnya.
Sakratul maut menghampirinya, Rasulullah pun datang menjenguknya. Ia mendapat sebuah kemuliaan yang tak ada duanya, Rasulullah meletakkan kepala sahabat tersebut di paha beliau. Bayangkan, kepala sahabat berada di paha seorang yang paling mulia di muka bumi ini. Kepala sahabat, berada di kaki yang pernah sampai ke Sidrotul Muntaha. Sebenarnya, dengan hal tersebut sudah sangat cukup membuktikan bahwa beliau memiliki kedudukan yang tinggi. Tetapi anehnya, beliau selalu mengelak & menjauhkan kepalanya.
Rasulullah bertanya: "Mengapa kau jauhkan kepalamu dari pahaKu?"
"Wahai Rasulullah, aku
tak rela kepala ini menyentuh paha-Mu. Sedangkan dikepala ini terdapat dua bola mata yang pernah bermaksiat", jawab sahabat itu.
"Cukuplah, sesungguhnya Allah telah mengampuni semua dosamu" ,ujar Rasulullah.
Sahabat itu tersenyum lega mendengarnya. 😇 Ia pun menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya. Dan pastinya, Rasulullah ikut mengantarkan jenazahnya. Tetapi anehnya, di tengah kerumunan manusia, Rasulullah berjalan menjinjit dengan unjung-ujung jarinya. Para sahabat bertanya,
"Wahai Rasulullah, mengapa Kau berjalan dengan ujung-ujung jari Mu?"
"Sesungguhnya, kau tak merasakan dan melihat apa yang ku lihat. Dengan perintah Allah, para Malaikat turun dan saat ini mereka sedang ikut mengantarkan jenazahnya", jawab Rasulullah.
Ya Allah, Kau mengetahui bahwa maksiat kami sangatlah banyak. Tetapi, janganlah Kau biarkan malaikat maut menjemput kami, sedangkan kami dalam keadaan bermaksiat. 😌
Jadilah seperti hujan 🌨, yang selalu patuh terhadap perintah Tuhannya, meskipun ia harus mencucurkan ribuan tetes air mata.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
📚 Dikutip dari Kajian Kitab Isti'dad Yaumil Ma'ad oleh Habib Jamal Baagil